Semua Tentang Kita (Manusia) " Part I"

Pernahkah kita berpikir bahwa kita ada dari ketiadaan...???

Pesan dibawah ini akan menceritakan Semua Tentang Kita (Manusia).

Selamat Menyimak...!!!

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Pada mulanya ia adalah bukan apa-apa, tidak ada, tidak wujud, dan tidak berbentuk. Kemudian atas Kehendak-Nya, ia diciptakan. Ihwal penciptaan manusia ini menunjukkan kemaha kuasaan Allah. Hal ini harus menjadi renungan manusia, betapa tanpa kekuasaan-Nya, manusia bukanlah apa-apa.

Allah berfirman :
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut.”(QS. 76:1)

"Dan tidaklah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu sedang ia tidak ada sama sekali.” ( QS. 19:6)

Kedua ayat diatas dimulai dengan kalimat istifham, yang menuntut perhatian supaya manusia memikirkan diri dan proses kejadiannya, sehingga dengan itu, ia akan berlaku dengan benar dalam kehidupan di dunia ini sesuai dengan "fungsi" dan "tujuan penciptaannya"


PROSES PENCIPTAAN KITA

Dalam proses penciptaan manusia terdapat dua proses, yaitu proses azali dan proses alami.

A. Proses Azali

Proses azali adalah proses penciptaan manusia dimana peran ke-Maha Kun Fayakun-an Allah terjadi tidak ada sedikit pun campur tangan manusia. Seperti penciptaan Adam dari tanah liat yang dibentuk. Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam. Dan Isa Al Masih yang diciptakan tanpa seorang ayah.

Hal tersebut sebagaimana dinyatakan dalam QS. Al Hijr : 26, An Nisa’ : 1, dan QS. Ali Imron : 59

“ Dan sesungguhnya Kami menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. ( QS. 15 : 26 )

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.” ( QS. 4 : 1 )

“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, Kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia.” ( QS. 3 : 59 )

B. Proses Alami

Proses alami adalah proses kejadian manusia setelah Adam dan Hawa kecuali Isa as, yaitu harus ada hubungan antara laki-laki dan perempua, bertemunya sel sperma dan telur dalam rahim perempuan. Dalam rahim seorang ibu ia dibentuk melalui beberapa tahapan dan dalam waktu yang telah ditetapkan, kemudian setelah sempurna kejadiannya, ia dilahirkan keatas dunis sebagai seorang bayi, lalu Allah tumbuhkan ia menjadi dewasa dan tua, kemudian Allah wafatkan.

Perhatikan firman Allah SWT dalam QS. Al Mu’minun : 12-16

“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat”. ( QS. 23 : 12-16 )


BAHAN DAN ISI DASAR PENCIPTAAN KITA

A. Bahan Dasar

Bahan dasar manusia adalah tanah yang tidak berharga, sebagai mana diterangkan dalam QS. As Sajadah :7-8

“Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.” ( QS. 32 : 7-8 )

Seorang manusia yang gagah perkasa, tampan dan cantik rupawan hanyalah berbahan dasar tanah liat yang merupakan bahan terendah dan kurang berharga. Bila manusia mau memperhatikan asal kejadian ini , maka ia tidak akan pernah menyombongkan diri menentang dan mendurhakai Allah penciptannya.

B. Isi Dasar

Dari bahan dasar yang sangat rendah tersebut, kemudian Allah mengisi dengan sesuatu yang sangat tinggi nilainya yaitu ruh ciptaan-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. As Sajdah : 9

“Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur." (QS 32 : 9)

Dengan demikian manusia memiliki hubungan yang sangat dekat sekali dengan Allah karena manusia diberi ruh ciptaan-Nya.

Dari dua asal yang sangat berbeda tersebut menunjukkan dua hal yang berbeda. Jasad manusia yang diciptakan dari bahan dasar tanah, maka ia memiliki kecenderungan yang kuat pada tanah (duniawi), sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam QS. Ali imran : 14

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). ( QS. 4: 14 )

Sedangkan ruh ( jiwa ) yang berasal dari Allah, maka ia juga memiliki kecenderungan dan kebutuhan kepada petunjuk Allah yaitu Ad Dien, jalan menuju taqwa. Perhatikan firman Allah dalam QS. Ali imran : 15

“Katakanlah: "Inginkah Aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” ( QS. 4: 15 )


POTENSI DASAR KITA

Allah menciptakan manusia dengan memberikan kelebihan dan keutamaan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya. Kelebihan dan keutamaan itu berupa potensi dasar yang disertakan Allah atanya, baik potensi internal (yang terdapat dalam dirinya) maupun potensi eksternal (potensi yang disertakan Allah untuk membimbingnya). Potensi ini adalah modal utama bagi manusia untuk menjalankan tugas dan memikul tanggung jawabnya. Oleh karena itu ia harus diolah dan didayagunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga ia dapat menunaikan tugas dan tanggung jawab dengan sempurna.

A. Potensi internal

Potensi internal adalah potensi yang menyatu dalam diri manusia sendiri. Potensi ini terdiri dari:

1. Potensi Fitriyah

Manusia diberikan Allah potensi fitriyah. Makna fitri adalah Al-Islam, sebagaimana dijelaskan dalam ayat dan hadist berikut ini. Perhatikan firman Allah dalam QS. Ar Ruum : 30

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah, (itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” ( QS. 30:30 )

Berkenaan dengan ayat tersebut Rasulullah bersabda :

“ Dari Abu Hurairah ra. Bersabda Rasulullah SAW., “ Tiada bayi yang dilahirakan kecuali lahir dalam keadaan fitrah. Maka ayah bundanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana lahirnya binatang yang lengkap sempurna. Apakah ada binatang yang lahir terputus telinganya? Kemudian Abu Hurairah membaca, “ Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus.” ( HR. Mutafaqun ‘Alaih )

Dengan demikian, pada diri manusia sudah melekat (menyatu) satu potensi lantaran Dienullah. Kalau ia gunakan potensi ini, ia akan senantias berjalan diatas jalan yang lurus, karena Allah membimbingnya semenjak dalam ruh (kandungan). Perhatikana firman Allah dalam QS. Al A’raf : 172

“ Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)", ( QS. 7 : 172)

2. Potensi Qolbiyah

Potensi qolbiyah adalah potensi yang dilekatkan pada hati nurani untuk membedakan dan memilih jalan yang haq dan yang batil, jalan menuju ketaqwaan dan jalan menuju kedurhakaan.

Allah berfirman dalam QS. Asy Syam : 7-8

“ Dan jiwa serta penyempurnaanya (citaanya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan.” ( Qs. 91 : 7-8)

Didalam hati setiap manusi telah tertanam potensi ini, yang dapat membedakan jalan kebaikan (kebenaran) dan jalan keburukan (keselahan). Dari kemampuan ini Nabi Muhammad SAW pernah bersabda : “Wabishah bin Ma’bab berkata : “saya datang kepada Nabi SAW untuk bertanya tentang bakti ( al-birri). Maka sebelum saya bertanya Nabi bertanya, “ kau datang untuk bertanya tentang bakti? Jawabku : ya. Bersabda Nabi SAW, “tanyakan pada hatimu. Bakti itu adalah pernuatan yang menimbulkan ketenangan dalam hati dan jiwa. Sedangkan dosa itu adalah perbuatan yang menimbulkan keraguan dalam hati dan jiwa. Meskipun telah mendapat fatwa dari orang.”

Hadist tersebut menunjukkan bahwa potensi ruhiyah inilah yang menentukan arah kehidupoan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar