PERUBAHAN BUDAYA DALAM GLOBALISASI KESENIAN YANG BERTAHANDAN YANG TERSISIHKAN

LATAR BELAKANG

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi prosesglobalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasimenciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkandalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendirimerupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah,globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasisebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi seringdiperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan.Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasidimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negaralain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain. Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992),mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia,yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Disini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasikesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasimemiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkanglobalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknyasebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dariglobalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakankoneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arahdi seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa,

keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992). Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dankomunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang inikemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik,ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, paraboladan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan duniayang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yangakhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah,sepertikebudayaan gotong royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gayarambut dan sebagainya

Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupunkelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk)telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakansifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampumenyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negaramaju perubahan demikian berlangsung selama beberapa generasi. Pada hakekatnya bangsaIndonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar.Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkaitdengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnyamasih tetap berarti.. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya.Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresikeseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok

masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat khas. Kesenianyang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam masyarakat.


Isi

Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan darimasyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifathomogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak dari adanyaglobalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budayasetiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi danmenjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya sajakhusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itusudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tvyang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melaluistasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegangkendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural sepertiitu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal keseniantradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijagakelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih sepertisaat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifatmendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak maumembuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakatIndonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk- bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitanerat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yanghadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi

informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensikomersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya.Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atauteknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus jugaalternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakattidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrabdengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yangterdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakansalah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalahkesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang initengah mengalami ³mati suri´. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulaiterdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanyadialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi keseniantradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semuakesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan teknologikomunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja keseniantradisional ³Ketoprak´ yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataandi atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri,terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung.Dari segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yangtelah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih adakesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaituwayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan KiAnom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak beberapa tahunlalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnyaminat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit

dengan mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional

http://www.scribd.com/doc/79970155

Tidak ada komentar:

Posting Komentar