Antara Agama dan Cinta

Waktu pacaran di umur belasan tahun, hal ini bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan apalagi diributkan, toh janjinya “aku akan ikut kemana pun kau pergi”. Tapi ketika sudah berumur duapuluhan, kamu mulai berpikir mengenai perbedaan ini.
Kamu sudah melihat pasangan sebagai sesorang yang sempurna di matamu. Penampilannya ok, sifatnya pun cukup penyabar untuk mengahadapi dirimu yang mempunyai emosi labil, urusan fulus gak ada masalah pula. Tapi ada satu hal lagi yang patut dipikirkan masak-masak sebelum kamu meyakini dia sebagai seseorang yang akan menggandeng kamu di pelaminan, yaitu agama. Apakah dia mempunyai keyakinan agama yang sama dengan kamu? Seperti yang kita tahu, di Indonesia cukup banyak agama yang diakui; Hindu, Budha, Katolik, Islam dan Kristen. Apa yang akan terjadi kalau kamu dan pasangan berbeda agama?

Salah satu permasalahnnya tentu saja urusan legalitas yang sulit, karena memang untuk mendapat pengesahan dari negara (KUA/catatan sipil) harus disahkan terlebih dahulu menurut hukum agama masing-masing. Kebanyakan yang bersikeras melanjutkan pernikahan dengan beda agama biasanya memilih untuk mengesahkannya di luar negeri seperti yang dilakukan oleh para artis kita, contoh Nia Zulkarnaen dan Ale, Lidia Kandaw dan Jamal Mirdad, dll yang tidak bisa disebutkan satu persatu, –kalau kepanjangan bisa-bisa di Twentea harus tambah satu menu lagi, info-teament :)

Kebiasaan hidup sehari-hari pun biasanya sedikit banyak akan berubah, ketika makan bersama jangan pernah makan makanan yang dipantangkan atau diharamkan oleh agama pasangan apalagi menyodorkannya, memberinya waktu untuk beribadah di jam atau hari tertentu, atau ikut meramaikan acara keagamaan-nya di perayaan tertentu.
Hal itu sangat tidak mudah dilakukan apalagi kalau sejak kecil kamu sama sekali tidak pernah mengenal kebiasaan agama lain. Itu masih permasalahan antara kamu dan pasangan, belum lagi keluarganya yang belum tentu menyetujui hubungan kalian karena perbedaan agama tersebut. Semakin seragam agama yang dianut oleh keluarga pasangan, maka akan semakin sulit untuk mendapat persetujuannya.

Jadi, kalau tidak yakin kamu bisa menjalani hidup pernikahan dengan agama berbeda, terutama dengan rongrongan faktor eksternal yang besar, lebih baik dipikir ulang mengenai rencana besar kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar